Rabu, 11 Oktober 2017

spiritual teaching




Spiritual Teaching Sebagai Konsep Yang Melibatkan
 IQ, EQ, SQ

Guru merupakan orang yang sangat penting dalam proses belajar mengajar tertentunya mengetahui berbagai pengaruh yang mengitari dalam melaksanakan tugasnya. Strategi spiritual teaching adalah rencana cermat melalui sebuah proses penyampaian dan penanaman pengetahuan atau keterampilan yang berkaitan dengan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa yang dilakukan oleh guru dalam kerangka pengabdian kepada Allah sebagai sang Maha Pemilik Ilmu dalam praktek model pembelajaran dengan pendekatan spiritual, dengan cara mencintai profesi dan anak didiknya. Siswa akan mencintai guru dengan cara mengidolakannya serta menempatkan guru sebagai sosok yang berwibawa sehingga dapat mendorong siswa semangat dan senang dalam belajar.
Dalam konsep mengajar seorang pendidik bahwa tolak ukur peranan guru bukan sebagai pengajar, melainkan sebagai pembimbing belajar atau pemimpin belajar atau fasilitator belajar. Seorang guru yang dikatakan cerdas, profesional dan bermakna tidak hanya memberikan atau menyampaikan pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga mampu menyampaikan nilai-nilai moral sehingga mampu mendidik sikap dan perilaku peserta didik menjadi lebih baik (transfer of value). Terkadang seorang pendidik hanya mengandalkan kecerdasan intelektualnya saja dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga tak jarang kita temukan seorang pendidik yang tidak bertindak tidak patut dan semestinya.
Maka dari itu sangat penting bagi para guru untuk mulai menyadari bahwa pendidikan bukan hanya transfer ilmu pengetahuan, tetapi lebih dari itu mendidik merupakan upaya untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai religius. Sebagai pribadi, salah satu tugas besar dalam hidup ini adalah berusaha mengembangkan segenap potensi (fitrah) kemanusiaan yang kita miliki, melalui upaya belajar/ learning to do, learning to know (IQ), learning to live together (EQ) dan learning to be (SQ) serta berusaha untuk memperbaiki kualitas diri pribadi secara terus-menerus, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh aktualisasi diri dan prestasi hidup yang sesungguhnya (real achievement).
Sebagai pendidik (calon pendidik) dalam mewujudkan diri sebagai pendidik yang profesional dan bermakna, tugas kemanusiaan kita adalah berusaha membelajarkan peserta didik untuk dapat mengembangkan segenap potensi (fitrah) kemanusiaan yang dimilikinya, melalui pendekatan dan proses pembelajaran yang menantang atau problematis (Problematical Learning/IQ), menyenangkan (Joyful Learning/ EQ) dan bermakna (Meaningful Learning/SQ). Seorang pendidik sejati akan menanamkan tauhid yang baik dan kokoh kepada anak didiknya. Apapun mata pelajaran yang mereka emban, sehingga tidak ada celah bagi si anak untuk membangkang terhadap perintah Tuhannya. Sikap dan perilaku peserta didik akan terkontrol degan sendirinya, tanpa perlu satpam, polisi dan hansip. Dengan pribadi yang matang dari segi keilmuan dan tauhid, maka akan secara otomatis memberi pengaruh yang positif bagi diri dan lingkungannya.
Dalam dunia pendidikan, keseluruhan aspek kecerdasan (IQ, EQ dan SQ) perlu mendapat perhatian yang seimbang. Kecerdasan intelektual yang tidak diiringi dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, hanya akan menghasilkan kerusakan dan kehancuran bagi kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas UAS TIK

Janganlah Lukai Perkembangan Psikologi Anak  Perkembangan psikologi anak usia dini sangat lah penting. Dimana anak banyak menirukan sesuatu...