Kamis, 16 November 2017

Arab Sebelum Islam



Arab Sebelum Islam
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-hadharah al-Islamiyyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” (Arab, al-tsaqafah; Inggris, culture ) dan ” peradaban” (Arab, al-Hadharrah; Inggris, civilization). Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadarminta mengatakan sejarah adalah kejadiian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau peristiwa yang benar-benar terjadi.2 dengan demikian, yang dimaksud dengan sejarah Islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dalam berbagai aspek.
Ketika Nabi Muhammad Saw. Lahir (570 M), Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman di Selatan dan Syira di Utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.
Jazirah Arab memang merupakan kediaman mayoritas bangsa Arab kala itu. Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Di sana tidak ada sungai yang mengalir tetap, yang ada hanya ada lembah-lembah berair di musim hujan. Melalui jalur perdagangan, bangsa Arab berhubungan dengan bangsa-bangsa Syria, Persia, Habsyi, Mesir(Qibhti), dan Romawi yang semuanya telah mendapat pengaruh dari kebudayaan Hellenisme. Melalui kerajaan-kerajaan protektorat, banyak berdiri koloni-koloni tawanan perang Romawi dan Persia di Ghassan dan Hirah. Penganut agama Yahudi juga banyak mendirikan koloni di jazirah Arab, yang terpenting diantaranya adalah Yastrib. Penduduk koloni ini terdiri dari orang-orang Yahudi dan orang-orang Arab yang menganut agama Yahudi. Walaupun agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah Arab, bangsa Arab kebanyakan masih menganut agama asli mereka, yaitu percaya kepada banyak dewa yang diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Setiap kabilah mempunyai berhala sendiri. Berhala-berhala tersebut dipusatkan di Ka’bah., meskipun ditempat-tempat lain juga ada. Berhala-berhala yang terpenting adalah Hubal, yang dianggap sebagai dewa terbesar, terletak di Ka’bah; Lata, dewa tertua, terletak di Thaif; Uzza, bertempat Hijaz, kedudukannya berada dibawah Hubal dan Manatyang bertempat di Yastrib. Berhala-berhala itu mereka jadikan tempat menanyakan dan mengetahui nasib baik dan nasib buruk. Demikanlah, keadaan bangsa dan jazirah Arab menjelang kebangkitan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas UAS TIK

Janganlah Lukai Perkembangan Psikologi Anak  Perkembangan psikologi anak usia dini sangat lah penting. Dimana anak banyak menirukan sesuatu...