Arab Sebelum Islam
Peradaban
Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-hadharah
al-Islamiyyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia dengan Kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana
juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata
“kebudayaan” (Arab, al-tsaqafah;
Inggris, culture ) dan ” peradaban”
(Arab, al-Hadharrah; Inggris, civilization). Dalam perkembangan ilmu
antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk
ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadarminta
mengatakan sejarah adalah kejadiian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau atau peristiwa yang benar-benar terjadi.2 dengan
demikian, yang dimaksud dengan sejarah Islam adalah berbagai peristiwa atau
kejadian yang benar-benar terjadi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan agama Islam dalam berbagai aspek.
Ketika Nabi Muhammad Saw. Lahir (570 M),
Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota
di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui
jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman di Selatan dan Syira di
Utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Makkah menjadi pusat keagamaan
Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala,
mengelilingi berhala utama, Hubal. Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan
masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah
Arab dengan luas satu juta mil persegi.
Jazirah Arab memang merupakan kediaman
mayoritas bangsa Arab kala itu. Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian besar,
yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Di sana tidak ada sungai yang mengalir
tetap, yang ada hanya ada lembah-lembah berair di musim hujan. Melalui jalur
perdagangan, bangsa Arab berhubungan dengan bangsa-bangsa Syria, Persia,
Habsyi, Mesir(Qibhti), dan Romawi yang semuanya telah mendapat pengaruh dari kebudayaan
Hellenisme. Melalui kerajaan-kerajaan protektorat, banyak berdiri koloni-koloni
tawanan perang Romawi dan Persia di Ghassan dan Hirah. Penganut agama Yahudi
juga banyak mendirikan koloni di jazirah Arab, yang terpenting diantaranya
adalah Yastrib. Penduduk koloni ini terdiri dari orang-orang Yahudi dan
orang-orang Arab yang menganut agama Yahudi. Walaupun agama Yahudi dan Kristen
sudah masuk ke jazirah Arab, bangsa Arab kebanyakan masih menganut agama asli
mereka, yaitu percaya kepada banyak dewa yang diwujudkan dalam bentuk berhala
dan patung. Setiap kabilah mempunyai berhala sendiri. Berhala-berhala tersebut
dipusatkan di Ka’bah., meskipun ditempat-tempat lain juga ada. Berhala-berhala
yang terpenting adalah Hubal, yang
dianggap sebagai dewa terbesar, terletak di Ka’bah; Lata, dewa tertua, terletak di Thaif; Uzza, bertempat Hijaz, kedudukannya berada dibawah Hubal dan
Manatyang bertempat di Yastrib. Berhala-berhala itu mereka jadikan tempat
menanyakan dan mengetahui nasib baik dan nasib buruk. Demikanlah, keadaan
bangsa dan jazirah Arab menjelang kebangkitan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar