Hubungan akidah dan akhlak

Hubungan akidah dan akhlak
Sebelum membahas hubungan akidah dan akhlak, akan di bahas terlebih dahulu pengertian akidah dan akhlak. Akidah adalah gudang akhlak yang kokoh,  sedangkah akhlak adalah pengetahuan yang memberikan pengertian baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin.  Akidah mampu menciptakan kesadaran diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-nilai akhlak yang luhur. Islam menggabungkan aantara agama yang hak dan akhlak. Agama m,enganjuirkan setiap individu untuk berakhlak mulia dan menjadikan sebgaian kewajiban diatas pundaknya yang mendatangkan pahala atau siksa baginya. Atas dasar ini agama tidak mengutarakan wejangan-wejangan akhlak semata tanpa di bebani oleh rasa tanggung jawab. Bahkan agama menganggap akhlak sebagai penyempurna ajaran-ajaranya. Karena agama tersusun dari keyakinan ( akidah) dan perilaku. Dalam pandangan islam akhlak harus berpijak pada keimanan. Iman tidak cukup hanya di simpan dalam hati, namun harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk akhlak yang baik , jadi iman yang sempurna itu adalah iman yang di praktikkan.
Dengan demikian jelas bahwa akhlak yang baik merupakan mata rantai dari keimanan seseorang. Sebagai contoh seorang yang beriman akan merasa malu untuk melakukan kejahatan. Hal ini disebabkan karena seperti yang di tegaskan oleh nabi sendiri bahwa malu itu merukan cabang keimanan. Sebaliknya. Akhlak yang dipandang buruk adalah akhlak yang menyalahi atau yang menyimpang prinsip-prinsip keimanan. Walaupun akhlak tersebut bila di lihat oleh kasat mata baik, jika titik tolakknya bukan karena iman, hal itu tidak mendapatkan penilaiaan di saai Allah. Hubungan antara akidah dan akhlak ini tercermin dalam peryataan Nabi Muhammad SAW. Yang diriwayarkan oleh dari Abu Hurairah r.a yang artinya : “dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. Bersabda, ‘Orang mukmin yang sempurna imannya ialah yang terbaik budi pekertinya.”